9 Situs Warisan Dunia Ini Kemungkinan Gak Bertahan Lama
1. Selous Game Reserve Tanzania
Tanzania merupakan wilayah yang sangat besar. Dikenal sebagai Selous Game Reserve, Tanzania memiliki populasi hewan seperti gajah, jerapah, badak, dan lain sebagainya. Selous Game Reserve masuk ke situs dunia UNESCO pada tahun 1982, karena termasuk sebagai salah satu daerah hutan belantara terakhir di Afrika yang gak diusik oleh manusia. Menurut Deutsche Welle, pemerintah Tanzania telah menyetujui rencana untuk membangun bendungan pembangkit listrik tenaga air untuk memenuhi saluran cadangan bervolume besar.
Wilayah itu terancam akibat campur tangan manusia, mereka melakukan penebangan di Selous untuk memulai pengerjaan ekstraksi minyak dan gas, serta untuk membuka tambang uranium. Pemerintah Tanzania mengatakan bahwa adanya proyek-proyek dan pembangunan listrik yang dibuat untuk bendungan disinyalir demi menopang perekonomian. Hal tersebut diperkirakan dapat mengancam keberlangsungan hidup satwa di sana.
2. Hutan Bialowieza di Polandia
Dahulu, Eropa ditutupi hutan-hutan luas. Kemudian datanglah revolusi industri, dan seketika sebagian hutan purba itu direduksi dan ditebang perusahaan. Salah satunya adalah Hutan Bialowieza yang terdaftar di UNESCO Polandia, sepotong kecil sejarah di perbatasan Polandia-Belarusia yang merupakan tempat tinggal bagi seperempat bison Eropa di seluruh dunia. Mulai pada tahun 2016, pemerintah Polandia memberikan perizinan penebangan di kawasan lindung, yang mengarah ke "Tree-pocalypse."
Dilansir dari The Guardian begini penjelasannya. Setelah beberapa dekade dibawah pengawasan perlindungan, akhirnya pemerintah membuka hutan untuk diberlakukan penebangan, seolah-olah untuk melindungi hutan dari serangan kumbang kulit kayu, tetapi alasan sesungguhnya sungguh miris. Menteri lingkungan yang menjabat saat itu adalah Jan Szyszko, melipatgandakan batas penebangan tepat setelah pemotongan dimulai, meskipun banyak orang yang menentang dan menganggap kalau itu adalah ide yang buruk.
Pada akhirnya, Uni Eropa turun tangan dan mengancam akan mendenda tegas Polandia kecuali jika penebangan dihentikan, dan memang hal tersebut terlaksana namun sayangnya 100.000 pohon kuno sudah dibabat habis. Pada tahun 2019, dilaporkan oleh organisasi lingkungan bahwa Warsaw berencana untuk memulai penebangan kembali.
3. Ibukota Yaman Kuno
Diabad ke-11, sekelompok pria yang ketika itu tinggal di kota Arab kuno Sana'a mulai membangun rumah-rumah yang menjulang dari lumpur kemerahan yang kemudian dibakar dan menjadi batu bata. Bangunan-bangunan itu nyatanya bisa menghipnotis siapa saja yang melihatnya, sangat mengagumkan. Saat dunia bergemuruh, 6.000 rumah tua ini masih selamat dari kekacauan, dan membawanya menjadi situs Warisan Dunia utama di Yaman. Dan 2015 menjadi cerita pahit bagi bangunan kuno itu.
Pada bulan Maret 2015, masyarakat Yaman terlibat dalam perang saudara. Ketika negara itu lepas kendali, tetangga mereka yakni Arab Saudi memutuskan untuk terlibat, yang akhirnya menyebabkan terjadinya serangan udara di Yaman. Semenjak itu, ribuan orang meninggal. Ditahun 2018, Reuters melaporkan bahwa rumah tua Sana'a yang mengagumkan sudah tereduksi menjadi puing-puing dan serpihan debu. Perang saudara telah menjadikan Yaman tempat yang sangat berbahaya, gak ada yang bisa mengunjungi Sana'a. Yaman yang masuk dalam sejarah Islam sudah lenyap dalam sekejap akibat serangan bom.
4. Situs seni cadas kuno Libya
Situs seni cadas kuno Tadrart Acacus di selatan Libya merupakan serangkaian lukisan gua yang ada sejak 12.000 SM. Gambar-gambar itu melukiskan garis waktu prasejarah di mana manusia menjalani kehidupan. Pada 2018, UNESCO merilis laporan gak mengenakan di situs tersebut setelah terjadinya perang saudara di Libya. Mereka menyimpulkan bahwa 95 persen lukisan rusak dan dicuri.
Masalah tersebut sudah ada sebelum terjadinya perang Libya. Ketika terjadinya rezim Gaddafi, membuat situs resmi itu diambang kepunahan. Gak ada seorang pun yang bisa melindungi seni cadas itu, dan sekarang semuanya telah dijarah atau dihancurkan oleh milisi.
5. Abu Mena di Mesir
Abu Mena di Mesir pernah menjadi kota metropolitan Kristen Bizantium sebagai pusat ziarah. Saat ini, Abu Mena gak lagi terlihat seperti kota namun seperti reruntuhan dengan pilar-pilar. Tapi Abu Mena masih menjadi suguhan menarik bagi sejarawan Kristen Koptik. UNESCO menganggap situs itu sangat penting sehingga mereka mendaftarkannya di samping situs Thebes yang jauh lebih terkenal pada tahun 1979.
Sayangnya, Abu Mena memiliki masalah yang gak dimiliki oleh ikon kuno Mesir lainnya. Seperti yang dijelaskan oleh Telegraph, kota ini dibangun di atas tanah liat yang kering dan padat. Masalah muncul ketika bangunan itu mengalami keretakan ditambah lagi dengan adanya banjir sehingga memporakporandakan kota itu. Abu Mena memang bangunan yang destruktif.
6. Great Barrier Reef
Menurut European Space Agency (Badan Antariksa Eropa), Great Barrier Reef di lepas pantai utara Australia memegang rekor tertinggi dengan panjang lebih dari 2.000 km, dan memiliki terumbu karang yang sangat besar, ditambah dengan keanekaragaman hayatinya. Lebih dari 2 miliar karang hidup di terumbu karang yang terdaftar sebagai Warisan Dunia pada tahun 2015, dan banyaknya sejumlah ikan, rumput laut, moluska, dan bentuk kehidupan laut lainnya.
Namun data dan angka tersebut gak lagi berlaku. Pada tahun 2016 dan 2017, gelombang air hangat yang dipicu oleh perubahan iklim memenuhi atas karang, yang membuat karang-karang menjadi mati. Setengah karang mati dan peristiwa itu disebut dengan "peristiwa pemutihan yang belum pernah terjadi sebelumnya" seperti yang dilansir dari Atlantic. Dan buruknya lagi, itu gak bisa dikembalikan lagi seperti semula. Memang, pemutihan karang biasanya bukan kematian permanen. Barrier Reef sebelumnya juga sudah mengalami pemutihan skala kecil namun berhasil selamat. Tetapi itu juga membutuhkan waktu yang lama, seperti 100 tahun atau lebih untuk dapat tumbuh kembali. Namun dengan kondisi lautan yang terus menghangat, itu mungkin saja gak akan terjadi.
7. Pusat bersejarah Wina
Wina, ibukota Austria, adalah kota yang makmur di negara yang kaya, dikelilingi oleh lautan yang merupakan stabilitas pusat Eropa. Kota ini disebut kota paling layak huni di dunia oleh Economist's Intelligence Unit. Pada tahun 2017, Telegraph memberitakan bahwa Dewan Kota Wina telah memberikan izin untuk pembangunan kompleks hotel mewah, gelanggang es, dan menara besar yang akan dibangun di pusat Wina. Saat UNESCO mendengar berita itu, mereka mengatakan kalau hal itu akan membahayakan karakter bersejarah dari pusat kota itu. Ditahun 2018, diberitakan kalau proyek itu masih pada tahap perencanaan yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada awal tahun 2020 atau 2021. Dampak dari proyek tersebut adalah pencopotan Wina sebagai status Warisan Dunia.
8. Tiang totem Haida Gwaii
Tepat di lepas pantai British Columbia terdapat salah satu hutan belantara Kanada, yakni Haida Gwaii. Ada sebuah pulau sepanjang 1,8 mil di Haida Gwaii yaitu sGang Gwaay, yang merupakan desa asli Haida dari abad ke-19. Tiang-tiang totem berukir kayu menghiasi lanskap, masing-masing memiliki cerita unik. Seperti yang dijelaskan Atlas Obscura, tiang totem tersebut kini mengalami kerusakan, akibat korban dari cuaca musim dingin yang melanda Kanada.
9. Situs di Suriah
Selama beberapa tahun di pertengahan 2010-an, keberadaan ISIS mengancam situs Warisan Dunia. Di seluruh Suriah dan Irak, monumen-monumen bersejarah terpaksa hancur karena ledakan. Itu bahkan gak termasuk pengeboman udara rezim Assad terhadap bangunan-bangunan kuno di luar wilayah ISIS. Setiap satu dari enam situs Warisan Dunia di Suriah masuk ke dalam daftar bahaya. Salah satunya yang pernah terjadi pada Jembatan Ottoman di Mostar yang terkena ledakan selama Perang Bosnia, namun dibangun kembali pada tahun 2000-an, dan sekarang menjadi situs Warisan Dunia lagi.
Membangun kembali satu jembatan tentunya sangat berbeda ya bila membangun kembali sebuah kota. Laporan UNESCO sendiri mengenai hancurnya Aleppo, tercatat bahwa penduduk setempat gak bisa menunggu UNESCO untuk membangun kembali kota mereka. Karena ada masalah pendanaan. Financial Times mencatat bahwa sanksi pemerintah Barat gak akan mampu membayar tagihan untuk membangun kembali warisan Suriah, sementara negara sekutu Assad seperti Rusia dan Iran terbilang gak terlalu peduli mengenai masalah ini. Perang mungkin sudah berakhir, tetapi Suriah yang dahulu sudah gak ada.
Memang ya, situs warisan dunia juga gak bisa abadi dan bertahan selamanya. Mungkin memang sudah begitulah ketetapannya.
Baca Juga: 10 Wisata yang Dikenal Paling Horor di Pulau Jawa, Berani ke Sini?
0 comments:
Post a Comment